- Squadra
- Calciomercato
- Coppa Italia
- Video
- Social
- Redazione
inter inter
IN ITALIANO: http://www.fcinter1908.it/copertina/felipe-melo-flamengo-e-san-paolo-nessuna-trattativa-gabigol-adesso-pioli/
Felipe Melo, pesepakbola sekaligus seorang enterpreneur. Pemain Inter ini berbicara kepada UOL, surat kabar asal Brazil dan membahas tentang kesehariannya selain menjadi pesepakbola. Ia memiliki serangkaian proyek. Selain membantu Gabriel Barbosa beradaptasi dengan Inter, ia juga tak memiliki keinginan untuk kembali ke Brazil terlepas dari ketertarikan yang sudah ditunjukkan Flamengo dan Sao Paulo.
Di Rio de Janeiro, Felipe Melo menjalin kerja sama dengan perusahaan kue dan sering terlibat dana gerakan amal akan sepakbola. Ia juga memiliki agensi yang mempersiapkan atlet-atlet muda dan masih banyak lagi. Perusahaan yang ia kelola tersebut berpusat di Rio de Janeiro dan sejauh ini sudah membantu lebih dari 400 anak-anak. Perusahaan ini juga beroperasi di Portugal dan saat ini bersiap untuk berinvestasi di Italia.
Masa depan -
"Karir seorang pesepakbola sangatlah singkat, mungkin hanya hingga mencapai usia 32-34 tahun. Mungkin jika saya beruntung, saya bisa mengikuti langkah Ze Roberto yang aktif bermain hingga usia 40 tahun. Di beberapa posisi di lapangan, sangat sulit untuk terhindar dari yang namanya faktor usia, karena kondisi fisik tidak bisa menipu. Saya memiliki 4 orang anak dan sebuah keluarga besar dan hal ini yang mendorong saya untuk terlibat di dunia bisnis."
Gairah -
"Saya sangat menggemari sepakbola, mungkin seperti bermain Football Manager. Saya banyak menghabiskan waktu untuk bermain sepakbola, bahkan saat masa-masa istirahat. Saya juga menyukai bermain FIFA, itu adalah permainan yang menarik bagi pecinta sepakbola. Saya tidak tahu apa yang akan terjadi di masa depan, apakah akan menjadi pelatih, manajer atau menjadi pebisnis. Yang saya tahu, akan sangat sulit untuk menjauh dari yang namanya sepakbola."
Bursa transfer -
"Saya membaca kabar yang menyebutkan saya meminta gaji tinggi agar mau hengkang ke Flamengo, namun kenyataannya saya tidak meminta apapun. Kontak dengan mereka-pun sudah lama sekali, namun saat ini saya berada di sini dan bahagia di Inter. Kedatangan pelatih Stefano Pioli membuat saya kembali mendapatkan tempat, menjadi starter (di ajang Europa League menghadapi Hapoel dan kemarin saat menghadapi Fiorentina masuk di babak kedua). Sementara Sao Paulo, saya masih merasakan banyak kasih sayang dari fans mereka. Menjadi kehormatan sendiri bagi saya kala kedua tim tersebut menginginkan saya, namun tidak ada kontak yang terjalin saat ini. Saya masih menyisakan satu setengah tahun lagi kontrak bersama Inter."
Gabigol -
"Di usianya saat ini, bukan menjadi hal yang mudah untuk mengerti dan paham sepakbola Italia. Kesempatan dalam karirnya serta sepakbola Italia adalah dua hal yang rumit, di sini taktik berbicara banyak. Ia pemain muda dan memiliki kualitas, namun sulit untuk siap di waktu yang tepat. Pelatih saat ini menaruh perhatian khusus dalam hal taktik. Sepakbola Italia berbeda. Seorang penyerang tidak hanya fokus menyerang, namun mereka juga perlu untuk siap membantu pertahanan."
Tim Nasional -
"Saya tak ingin membicarakan ini lagi. Saya sudah melupakannya sejak kekalahan 7-1. Bagaimana mungkin saya tidak pernah mendapatkan kesempatan lagi? Saya menghabiskan masa-masa indah di Turki bersama Galatasaray, kemudian bergabung dengan Inter, salah satu tim terbesar di dunia. Namun inilah sepakbola."
Amerika dan Brazil -
"Masa depan di Amerika? Saya sangat ingin tinggal di Amerika. Kakak saya dan keluarganya tinggal di sana. Saya ingin tinggal di Orlando atau Miami. Saya tidak berpikir akan tinggal di Brazil. Saya mencintai Rio de Janeiro, kota kelahiran saya dan memiliki banyak teman di sana. Anak-anak saya tumbuh besar di Eropa dan saya siap ke sana jika mereka menginginkan itu. Brazil adalah negara yang indah. Namun ada baiknya orang-orang melihat indahnya negara tersebut hanya dari luar saja, karena untuk hidup dan tinggal di sana, itu adalah hal yang rumit. Bukan sebuah kebetulan ada banyak orang yang meninggalkan negara itu. Kami melihat ada banyak korupsi di sana. Namun saya tahu, Brazil mampu kembali menjadi negara yang kami cintai."
© RIPRODUZIONE RISERVATA