inter inter

Oriali: Perpisahan Dengan Inter, Berikut Yang Sebenarnya Terjadi. Kembali? Saya…

Daniele Mari

IN ITALIANO: http://www.fcinter1908.it/copertina/oriali-addio-allinter-ecco-la-verita-tornare-ho-altre-idee-quel-toure-o-maicon/  Bebricara kepada sebuah kolom di Calcio 2000, mantan pesepakbola dan direktur Inter, Gabriele Oriali berbicara...

" Bebricara kepada sebuah kolom di Calcio 2000, mantan pesepakbola dan direktur Inter, Gabriele Oriali berbicara tentang banyak hal. Dalam wawancara panjang ini, manajer tim nasional Italia saat ini membahas tentang perjalanan karirnya hingga pilihan di masa depan:

"

"Peran vital di lini tengah -

“Saya adalah pemain serba bisa di mana saya bisa bermain di banyak posisi. Ini jelas sebuah keuntungan, namun tak jarang ini juga menjadi sebuah hal yang merugikan karena pelatih tak jarang menginstruksikan saya untuk mengawal lawan yang lebih tangguh, seperti Maradona, Zico, Cruyff, Platini dan Rivera. Saya juga tidak melupakan Johnstone, sayap milik Glasgow Celtic di era 70-an dan itu sungguh luar biasa. Menjadi penambah motivasi sendiri ketika Anda ditugaskan mengawal pemain tangguh dan saya menyenangi tanggung jawab seperti itu, namun saya juga tidak membantah terkadang saya juga ingin dikawal oleh pemain lain (tertawa).”

"

"Cruijff -

“Saya mengenangnya dengan baik dan kehilangannya membuat saya sangat tersentuh. Kami masih sering berhubungan bahkan usai sama-sama mengakhiri karir sebagai pesepakbola. Di masa lalu, ia menilai jika saya menjadi salah satu lawan yang paling tangguh yang pernah ia hadapi. Ini sebuah kebanggaan tersendiri bagi saya. Saya masih menyimpan seragam dengan nomor 14 miliknya, sebuah angka yang spesial di dunia sepakbola karena biasanya seorang pemain inti menggunakan nomor punggung 1 hingga 11.”

"

"Maicon, Julio Cesar dan Cambiasso -

“Terkait Esteban, ia tak jarang menuai kritik dari saya dan Branca. Kami memantaunya langsung di Madrid dan ditengah banyaknya keraguan, kami tetap memilihnya dan terbukti itu adalah pilihan yang tepat. Sementara Julio Cesar, itu tak lebih dari sebuah intuisi dari Mancini dan kami beruntung bisa menemukan pemain seperti dirinya. Terkait Maicon, saya masih mengingat ketika bersama Roberto, kami bersama pergi ke Monte Carlo menyaksikannya bermain untuk Monaco. Mancini kala itu juga menyukai Yaya Toure dan Adebayor, namun kala itu kami hanya bisa mendatangkan satu dari tiga pemain tersebut. Mungkin cukup disayangkan kami tak mendatangkan Yaya, namun kami berhasil mendatangkan salah satu fullback terbaik dalam beberapa tahun terakhir.”

"

"Mourinho -

“Kenapa ia begitu istimewa? Ia adalah pelatih yang bisa mengeluarkan kemampuan terbaik yang ada pada diri para pemainnya dan ia sangat baik dalam mengatur ruang ganti. Ia adalah pelatih yang bisa menerapkan apa yang ia pikirkan. Ia memperlakukan semua pemain sama, baik pemain berpengalaman hingga pemain muda. Inilah yang menjadi kekuatannya. Semua komponen adalah penting bagi tim, namun aspek motivasi menjadi hal yang selalu ia andalkan.”

"

"Ibrahimovic -

“Transfer Ibrahimovic ke Barcelona adalah sebuah langkah besar dari Moratti dan ia memimpin langsung operasi ini. Keuntungan yang diperoleh sangat besar, dan sang presiden menganggap ini adalah kesepakatan terbaik. Kami bisa menjual sang pemain dan mendapatkan dana berlimpah serta Samuel Eto’o sebagai kompensasi. Saya pikir ini bukan transaksi yang buruk.

"

"Ketika ia didatangkan dari Turin, sebenarnya ini bukan pekerjaan yang mudah karena kami berhasil memenangkan persaingan atas AC Milan. Saya dan Branca datang langsung ke markas Juventus untuk bertemu dengan petinggi mereka serta berbicara langsung dengan Ibra di rumahnya. Kami tidak ingin meninggalkan Turin tanpa Ibra, karena kami takut ia mungkin saja bergabung dengan tim lain keesokan harinya, karena ada banyak tim yang menginginkannya.”

"

"Perpisahan dengan Inter -

“Saya harus mengambil keputusan tersebut, karena mereka menempatkan saya di posisi untuk melakukan itu. Itu sebuah kenangan buruk, karena saya mendapat informasi ini dari pihak ketiga. Kemudian Moratti mencoba berbagai cara untuk menahan dan mengubah pikiran saya, namun semua terlambat karena saya sudah mengambil keputusan. Saya merasa suasana sudah tidak seperti sebelumnya. Mereka tidak memperlakukan saya dengan baik, perpisahan menjadi hal yang tak terelakkan.

"

"Apakah saya membayangkan kembali ke Inter? Saat ini saya hanya memikirkan memberikan yang terbaik untuk tim nasional dan berharap pengalaman saya bisa terus berlanjut bersama tim nasional hingga Piala Dunia 2018 di Rusia. Saya senang dan puas dengan apa yang saya capai dan saya berterima kasih kepada Presiden Tavecchio atas kesempatan yang diberikan. Saya merasa beruntung dengan kesempatan ini karena ini menjadi satu-satunya peran yang kurang dalam karir saya. Bersama tim nasional, saya merasa sudah komplit.”